PROPOSAL SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN
EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA/MAHASISWI SEMESTER SATU MEMILIH KULIAH DI
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA (STIAB) SMARATUNGGA BOYOLALI
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
oleh : Sunaryo
Nim : 0914.1008
PROGRAM STUDI DHARMA ĀCĀRYA
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA (STIAB)
“SMARATUNGGA”
BOYOLALI
A. Judul
FAKTOR-FAKTOR
INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA/MAHASISWI SEMESTER SATU
MEMILIH KULIAH DI SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA (STIAB) SMARATUNGGA BOYOLALI
TAHUN AKADEMIK 2010/2011.
B.
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya individu setelah lulus dari SMA, SMEA,
SMK dan jenjang sederajat lainnya yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Individu
yang akan memilih melanjutkan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh berbagai faktor
dalam memilih perguruan tinggi baik berupa faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal dan faktor eksternal menjadi
pemikiran ulang individu dalam memilih perguruan tinggi dengan pertimbangan bahwa
betapa besar dan tingginya biaya hidup dan betapa kecilnya penghasilan individu
yang baru selesai sekolah oleh karena itu timbul pemikiran dan berusaha
menyikapi masalah pendidikan dan karier dengan sikap yang lebih praktis dan
lebih realistis.
Faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi individu dalam memutuskan memilih kuliah di perguruan tinggi agama
Buddha berasumsi dengan pertimbangan pada pekerjaan yang dicita-cita. Pemilihan
di perguruan tinggi agama Buddha dilakukan karena berorientasi pada masa depan
yang menjadi pemikiran untuk memilih kuliah dengan pekerjaan yang
dicita-citakan.
Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri
sendiri, merupakan salah satu faktor yang menentukan individu dalam memutuskan
memilih kuliah di perguruan tinggi agama Buddha. Faktor internal yang berasal
dari dalam dirinya meliputi faktor kemauan, kepercayaan, minat dan karier.
Faktor-faktor internal memberikan pengaruh yang
besar pada individu pada pemilihan perguruan tinggi agama Buddha, dengan
kemauan yang kuat dan minat pada pendidikan individu memutuskan memilih kuliah
di perguruan tinggi agama Buddha yang disertai kepercayaan bahwa dengan
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agama Buddha dapat menghantarkan ke
masa depan (karier) yang lebih baik. Disamping faktor internal terdapat faktor
eksternal yang mempengaruhi individu dalam memutuskan memilih kuliah di
perguruan tinggi agama Buddha.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang tumbuh,
muncul, berkembang karena pengaruh dari luar diri individu. Individu yang
memutuskan mengambilan keputusan dalam pemilihan kuliah di perguruan tinggi
agama Buddha dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang berasal dari luar diri individu.
Faktor eksternal pertama yang mempengaruhi adalah
berasal dari keluarga, khususnya orang tua mempunyai kontribusi yang besar dalam
mempengaruhi individu memilih kuliah ke perguruan tinggi agama Buddha. Pengarahan
orang tua memegang peranan yang penting pada saat individu menunjukkan minat
tertentu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agama Buddha, seperti
yang terdapat dalam Sigalovada-sutta
Buddha menunjukkan beberapa tanggung jawab orangtua dalam mendidikan anaknya
antara lain yaitu: “Mengajarkan berbagai
pengetahuan serta keterampilan”.
Faktor yang kedua adalah keadaan ekonomi keluarga
memberikan pengaruh bagi individu dalam memutuskan memilih kuliah di perguruan
tinggi agama Buddha. Keadaan Ekonomi keluarga menjadi pertimbangan individu
saat memutuskan memilih kuliah di perguruan tinggi agama Buddha. Selain
faktor dari orang tua dan faktor ekonomi keluarga terdapat faktor lain yang
mempengaruhi individu saat memutuskan memilih kuliah di perguruan tinggi agama
Buddha seperti kehadiran figur-figur disekitar individu mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam membantu individu memutuskan memilih kuliah di perguruan
tinggi agama Buddha.
Kehadiran figur seperti: saudara kandung (kakak), tetangga,
dan teman memberikan peran pada individu saat memilih kuliah di perguruan tinggi
agama Buddha. Individu yang memilih kuliah di perguruan tinggi agama Buddha sebagian
besar mengikuti jejak para pendahulunya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang
mendukung pada saat individu hendak memilih kuliah di perguruan tinggi agama
Buddha.
Berdasarkan fenomena dengan berbagai faktor internal
maupun faktor eksternal yang mempengaruhi individu memilih kuliah di perguruan
tinggi agama Buddha. Peneliti berusaha untuk mengupas secara mendalam mengenai
permasalahan berupa faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi
individu memilih kuliah di perguruan tinggi agama Buddha, yang tidak hanya
memandang dari suatu gejala yang tampak akan tetapi berusaha mengali makna di
balik gejala itu.
Peneliti dalam penelitian ini mengunakan metode
kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Menurut Bogdan dan Taylor ( Sukidin, 2002: 32) fenomenologi harus
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan pengamatan
partisipan, wawancara intensif (agar mampu menyibak orientasi subjek atau dunia
kehidupannya).
Berdasarkan permasalah dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk mendeskripsikan faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi memilih kuliah di
STIAB Smaratungga Boyolali tahun akademik 2010/2011.
C.
Fokus
Penelitian
Adapun
permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor
internal apakah yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih
kuliah di STIAB Smaratungga?
2. Faktor
eksternal apakah yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih
kuliah di STIAB Smaratungga?
3. Bagaimanakah
hubungan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi
mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih kuliah di STIAB Smaratungga?
D.
Tujuan
Penelitian
1. Menjelaskan
faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih
kuliah di STIAB Smaratungga?
2. Menjelaskan
faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih
kuliah di STIAB Smaratungga?
3. Mendeskripsikan
hubungan faktor internal dan faktor ekstrenal yang mempengaruhi
mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih kuliah di STIAB Smaratungga?
E.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoretis
a. Bagi
pihak lembaga khususnya kampus STIAB Smaratungga, adalah dengan penelitian ini
dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
mahasiswa/mahasiswi dalam memilih kuliah, sehingga nantinya dapat dijadikan
sebagai bahan masukan untuk menambah kualitas dan daya tampung STIAB
Smaratungga.
b. Bagi
mahasiswa khususnya mahasisa STIAB Smaratungga, yakni dapat dijadikan sebagai
bahan masukan penting dalam memilih kuliah.
2. Manfaat
Praktis
a. Memberikan
masukan pada dunia pendidikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa/mahasiswi memilih kuliah di STIAB.
b. Memberikan
masukan pada lembaga, khususnya STIAB Smaratungga tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi memilih kuliah di STIAB Smaratungga.
F.
Landasan
Teori
1. Sekilas
Tentang STIAB Smaratungga
Berdirinya
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha berawal dari permasalahan yang dihadapi oleh Dharmaduta Vihara Mahabodhi Semarang,
pada saat itu mengalami kesulitan dalam pembinaan umat Buddha di Wilayah Jawa
Tengah. Untuk mengantisipasi keterbatasan yang ada pengurus Vihara mengadakan
pelatihan Dharmaduta, namun usaha
tersebut mengalami hambatan.
Dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan akan dharmaduta,
beberapa tokoh umat Buddha Vihara Maha Bodhi bersama dengan Majelis Buddhayana
Propinsi Jawa Tengah mengambil inisiatif untuk mendirikan Perguruan Agama
Buddha yaitu Pendidikan Guru Agama Buddha “Smaratungga” di Ampel Boyolali.
Kemudian dibentuklah Yayasan Sariputra Sadono sebagai badan pengelola
Pendidikan Guru Agama Buddha (PGAB). Nama tersebut diambil dari nama tokoh
agama Buddha di Jawa Tengah yaitu Romo Sariputra Sadono almarhum.
Pada
mulanya kegiatan pembelajaran diselenggarakan dirumah penduduk Dukuh Ngelo Desa
Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali selama tiga tahun. Sesuai
dengan tuntutan perkembangan globalisasi, dan laju perkembangan masyarakat,
serta perkembangan teknologi yang semakin maju, maka pada saat ini Sekolah
Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga telah telah memiliki gedung yang
representative dan memadai meliputi gedung perkuliahan dan perkantoran,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium microteaching,
laboratorium multimedia pendidikan, laboratorium rohani dan laboratorium
sekolah serta dilengkapi dengan auditorium, ruang pertemuan dan seminar,
perpustakaan, hot spot area, internet center.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga berpedoman pada esensi dasar ajaran Buddha dan
bertanggungjawab untuk berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah
Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk
menghasilkan tenaga pendidikan buddhis yang cerdas, pluralis, universal, dan
konstektual sesuai dengan perkembangan iptek dan globalisasi.
Dalam mewujudkan akuntabilitas publik Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
Smaratungga membangun sistem penjaminan mutu secara internal dan eksternal
dengan ditandai jurusan Dharma Achariya sebagai satu-satunya jurusan di
perguruan tinggi buddhis yang terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi.
Untuk meningkatkan mutu pedidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
Smaratungga telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri maupun
luar negeri. Kompetensi lulusan untuk dapat bersaing dalam dunia global
mahasiswa dibekali paket kompetensi profesional dalam komputer dan bahasa
inggris.
Bagi lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga yang mempunyai prospek yang
baik dan kesempatan bekerja yang luas diberbagai instansi pemerintahan swasta
maupun negeri sebagai guru pendidikan agama Buddha, Tenaga Penyuluh, Tenaga
Struktural di Kanwil Depag, Dharmaduta.
2. Faktor-Faktor
Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Mahasiswa/Mahasiswi Semester Satu
Memilih Kuliah Di STIAB Smaratungga Tahun Akademik 2010/2011
a. Faktor
internal
Setiap individu
memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal mempunyai peranan dalam
aktivitas kehidupannya. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri
sendiri. Faktor yang berasal dalam diri sendiri merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan individu dalam memenuhi
kebutuahan-kebutuhannya.
Hakikat manusia
sebagai mahkluk yang sempurna mempunyai ciri-ciri karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan yang dimiliki individu terhadap
dirinya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: kemampuan menyadari,
kemampuan ber-eksistensi, kemampuan terhadap kepemilikan hati, kemampuan
pandangan terhadap moral, kemampuan bertanggung jawab, memiliki rasa kebebasan,
kesediaan melaksanakan hak dan kewajibannya, serta kemampuan memperoleh
kebahagian hidup. Untuk memperoleh hal-hal tersebut diatas banyak faktor yang
mempengaruhinya. Demikian pula faktor yang tumbuh dalam diri individu sebelum
memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga, diantaranya:
1) Kemauan
Kemauanlah yang
membuat orang besar atau kecil. Kemauan erat kaitannya dengan tindakan yang
merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Kemauan ini memegang peranan
yang penting di dalam belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan
sebaliknya tidak adanya kemauan dapat memperlemah belajar (Mustaqim dan drs.
Abdul wahid, 1991: 64) (Psikologi Pendidikan. Jakarta, PT Rineka Cipta).
Menurut Richard
Dewey dan W.J Humber, kemauan merupakan: (1) hasil keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan
nilai-nilai yang lain, yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan; (2)
berdasarkan pengetahuan tentang, cara-cara yang diperlukan untuk mencapai
tujuan; (3) dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan; (4) pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang
tepat untuk mencapai tujuan ( Rakhmat, 2005: 43).
Kemauan yang
kuat untuk mencapai tujuan tertentu yang didasari pengetahuan dan kecerdasan sehingga
mendorong individu untuk memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga Boyolali
tahun akademik 2010/2011.
2) Kepercayaan
(optimis)
Kepercayaan
memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan
dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap objek yang
dipilih. Menurut Solomon E. (dalam Rakhmat, 2005:42), kepercayaan dibentuk oleh
pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan.
Kepercayaan
muncul dalam diri individu lantaran
individu telah memiliki jumlah informasi
yang dimiliki tentang STIAB Smaratungga bahwa di STIAB Smaratungga tidak
terdapat penyaringan calon mahasiswa/mahasiswi maka dari itu individu mengemukakan
dengan penuh kepercayaan bahwa akan diterima di STIAB Smaratungga. Hal ini
menjadi pendorong individu untuk memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga.
3) Minat
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu; gairah; keinginan (Depdiknas, 2001: 744). Sedangkan menurut Hilgard
(dalam Djamari, 2000: 35),
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang.
Minat individu
pada pekerjaan sangat mempengaruhi besarnya minat individu terhadap pendidikan,
bagi individu pendidikan dianggap sebagai batu loncatan untuk meraih pekerjaan (Al-mighwar,
2006: 104). Minat yang di sertai rasa
senang terhadap pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan menjadi salah satu
faktor pendorong individu memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga.
Jadi jika
individu memilih kuliah sesuai dengan minat, maka dapat membawa hasil yang
lebih baik pada karier atau masa depan karena dengan adanya minat untuk
melanjutkan kependidikan perguruan tinggi diharapkan nantinya dapat menjadi
batu loncatan untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.
Femomena inilah yang menjadi proses penentuan dalam memilih
kuliah di STIAB Smaratungga Boyolali.
4) Karier
(masa depan)
Karier adalah
pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju dalam kehidupan (Depdiknas, 2001: 508).
Keinginan pada karier sering menjadi sumber pikiran pada diri individu. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Thomas (dalam Al-mighwar, 2006: 106) bahwa “pada saat
tertentu, individu belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang disukai dan
pekerjaan yang dicita-citakan. Cara memperolah pekerjaan yang dicita-citakan
sering menjadi pemikiran individu, selain itu individu mulai menyadari betapa
besar dan tingginya biaya hidup dan betapa kecilnya penghasilan seseorang yang
baru selesai sekolah. Oleh sebab itu individu berusaha menyikapi masalah karier
dengan sikap yang lebih praktis dan lebih realistis.
Individu yang telah
memasuki usia remaja akhir, mengemukan bahwa memilih kuliah di STIAB
Smaratungga karena berorientasi pada masa depan atau karier dengan harapan
dengan masuk kuliah di STIAB Smaratungga nantinya dapat menghantarkannya ke
karier yang lebih baik.
b. Faktor
eksternal
Faktor eksternal
adalah faktor-faktor yang tumbuh, muncul, berkembang karena pengaruh dari luar
diri individu. Individu yang memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari luar diri individu,
diatarannya:
1) Keluarga
Pola asuh orang
tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap
orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun
hukuman, menunjukkan otoritasnya, dan memberikan perhatian serta tanggapan
terhadap anaknya (Tarmudji, 2011:
4).
Salah satu peran
orang tua adalah menjadi guru yang mendidik dan mengajar anaknya. Dalam
keluarga dengan penuh cinta kasih orang tua mendidik anaknya agar menghindari
kejahatan dan menimbun kebaikkan. Anak yang mendapat pendidikan yang baik akan
berbakti dengan menunjang orang tuanya (Mukti, 2006: 321).
Orang tua
mempunyai peranan yang penting dalam mendidikan anak, karena orang tua
khususnya dalam keluarga merupakan wahana sosialisasi yang meletakkan
pembentukkan watak, kepribadian anak dan memberikan pendorong bagi individu
dalam menentukan mengambil keputusan untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi khususnya di
STIAB Smaratungga.
2) Figur
Kehadiran
figur-figur disekitar kehidupan individu mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan dalam membantu individu memutuskan memilih melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Individu mengemukakan bahwa kehadiran figur
tertentu memberikan pengaruh yang besar terhadap
dirinya yang akan melanjutkan kuliah di STIAB Smaratungga, seperti sabda
Buddha:
“Barang siapa mengikuti kawan-kawan yang
jahat, segera akan mengalami kehancuran. Barang siapa bermitra dengan mereka
yang sepadan, tidak akan gagal. Barang siapa berpihak kepada orang-orang yang
arif bijaksana segera akan mencapai kemajuan” (A. I, 125).
Buddha sangat
menekankan pentingnya pergaulan yang baik, sabdanya, “Aku tidak melihat ada satu faktor lain yang sangat menolong seperti
persahabatan dengan orang yang baik (kalyana-mitta). Para bhikkhu, seorang
sahabat yang baik menyingkirkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan membuat
hal-hal yang bermanfaat berkembang” (It.10).
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari individu dapat disimpulkan bahwa kehadiran
figur-figur seperti: kakak, tetangga dan sahabat, disekitar kehidupan individu
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam membantu individu memilih
melanjutkan kuliah di STIAB Smartungga.
3) Ekonomi
Membicrakan
tentang ekonomi tidak terlepas dari aspek kekayaan (Mulyono, 2009: 579). Keadaan
ekonomi keluarga bukan merupakan faktor eksternal utama dalam memberikan
kontribusi besar bagi individu memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga.
Namun hal ini tidak bisa di pungkiri bahwa ekonomi mempunyai peran dalam diri
individu untuk memutuskan memilih kuliah di STIAB Smaratungga. Berdasarkan
pengamatan dan pengalaman penulis dapatkan, individu yang memutuskan memilih
kuliah di STIAB Smaratungga berasal dari ekonomi keluarga kelas menengah ke
bawah.
Informasi
yang diperoleh dari individu cukup memberikan informasi yang kuat dalam
pemilihan tempat perkuliahan khususnya di STIAB Smaratungga. Individu memaparkan
bahwa dengan keadaan ekonomi keluarga yang berkecukupan menjadi pemikiran ulang
individu untuk memilih kuliah. Dengan keadaan ekonomi keluarga yang memadai
dapat mendukung individu (seorang anak) yang hendak melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi. Karena dengan belajar akan memberi manfaat yang
besar bagi perkembangan batin seseorang.
4) Sarana
atau Prasarana Pendidikan
Pendidikan
formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik (UU Sisdiknas, 2003: 3).
Menurut Umar
Suwito (dalam Suryosubroto, 2004: 115) media pendidikan adalah sarana
pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar-mengajar,
untuk lebih memperhatikan
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sarana
dan prasarana yang dimiliki STIAB Smaratungga sangat
mendukung dalam proses belajar-mengajar, sehingga hal ini menjadi faktor
pendukung individu memilih kuliah di STIAB Smaratungga walaupun tidak memberikan
pengaruh yang cukup besar.
5) Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler
adalah kegiatan pembelajaran dan pelatihan yang berada diluar program yang
tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
Dalam hal ini STIAB Smaratungga memiliki serangkaian kegiatan ekstrakurikuler
yaitu teater, seni tari, olaraga dan lain-lain.
Ekstrakurikuler
STIAB Smaratungga cukup memberikan pengaruh untuk menarik individu melanjutkan ke STIAB Smaratungga. Pada
sekitar bulan Mei 2010 STIAB Smaratungga telah mengirimkan duta besar ke
Thailand lewat seni tari dan juga mengirim duta besar ke Singapura lewat seni
teater, sehingga hal ini membawa nama harum STIAB Smaratungga dan sekaligus
mengundang minat individu untuk melanjutkan ke STIAB Smaratungga. Individu cukup
bangga dengan STIAB Smaratungga karena ternyata STIAB Smaratungga memiliki
hubungan yang luas dengan mancanegara.
6) Akreditasi
Sekolah Tinggi
Agama Buddha yang ada di Indonesia baru satu yang terakreditasi yaitu STIAB
Smaratungga. “Akreditasi adalah kegiatan
penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan (BHP, 2009: 76)”. Akreditasi dilakukan untuk menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Keberadaan STIAB
Smaratungga yang telah terakreditasi, diharapkan oleh individu dapat memberikan
peluang pekerjaan yang cukup besar dibandingkan dengan lulus-lulus
mahasiswa/mahasiswi kampus lain karena mengingat STIAB Smaratungga yang baru
terakreditasi. Individu (remaja akhir) menganggap pendidikan tinggi sebagai
batu loncatan untuk meraih pekerjaan. Pada dasarnya individu menaruh minat pada
pendidikan karena diharapkan dengan kuliah di STIAB Smaratungga nantinya akan
dapat bermanfaat dalam bidang pekerjaan atau kariernya.
3. Pengambilan
Keputusan Memilih Kuliah Di STIAB Smaratungga
Pengambilan keputusan yang diambil individu adalah
merupakan suatu proses yang melalui serangkaian tahap-tahap aktivitas yang
menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sarana atau alat
untuk mencapai hasil tertentu atau untuk memecahkan masalah. Jadi keputusan
sendiri bukanlah suatu tujuan yang ingin diperolehnya melainkan hanyalah sarana
mencapai tujuan. Keputusan yang dibuat oleh setiap individu berbeda antara satu
dengan yang lainnya, sesuai dengan perbedaan kondisi dan situasi yang dihadapi.
Pengambilan keputusan adalah proses penentuan
pilihan. Secara alami, manusia akan diperhadapkan kepada berbagai pilihan dan
secara alami juga manusia dilatih mengambil keputusan dari pilihan-pilihan
hidup yang dialaminya. Oleh karena itu sesungguhnya manusia akan terus menerus
menentukan pilihan hidup dari waktu ke waktu sampai akhir kehidupannya. Proses
inilah yang disebut dengan pengambilan keputusan.
Jadi esensi dari sebuah pengambilan keputusan ada proses
penentuan pililihan. Hanya setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya dalam mengambil keputusan. Hal ini
disebabkan kemampuan, strategi, pemilihan dan tahapan-tahapan yang diperoleh
serta dipunyai oleh manusia berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Nilai yang mendasari pemilihan pengambilan keputusan
oleh individu merupakan salah satu faktor kepuasan suatu perjalan hidup
manusia. Nilai dalam pengambilan keputusan merupakan seperangkap prinsip
tentang benar-salah, baik-buruk, penting-tidak penting, dan lainnya berdasarkan
nilai-nilai keagamaan, sosial, moral, etikan dan lainnya.
Kesimpulan dari pengambilan keputusan adalah suatu
proses penentuan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang
berhubungan dengan masalah baru, suatu yang perlu mendapatkan penanganan dan
pemecahan masalah, yang dihadapkan kepada berbagai pilihan-pilihan dalam
hidupnya untu memperoleh penghargaan terhadap keyakinannya, nilai-nilai yang
diyakininya, kegiatan sesuai dengan nilai yang diyakini, aktivitas cita-cita
sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini secara terpola, konsisten, dan
berulang-ulang dalam memperoleh kepuasan dalam perkuliahan.
Pengambilan keputusan memilih kuliah di stiab
smaratungga dikarena individu dengan belajar dapat dapat menghasilkan
perubahan-perubahan.
G.
Metode
Penelitian
1. Pendekatan
dan jenis penelitian
Penelitian ini, mengunakan metode penelitian kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2008: 4) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi,
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu
keutuhan.
Selain itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam
kawasannya maupun dalam peristilahannya (Moleong, 2008: 4). Menurut Williams
(dalam Moleong, 2008:5), penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada
suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh
orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Dengan demikian, hal tersebut
memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah,
metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang
mempunyai perhatian alamiah.
Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2008:5)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
belakang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Biasanya metode yang
digunakan adalah wawancara pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu
merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok
orang. Sebenarnya definisi tersebut hanya mempersoalkan satu metode yaitu
wawancara terbuka, sedangkan yang penting dari definisi tersebut adalah upaya
untuk memahami sikap, perasaan, pandangan, dan perilaku baik individu maupun
sekelompok orang (Moleong, 2008:5).
Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik
atau kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya
membangun pandangan orang-orang yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan
kata-kata, gambaran holistik, dan rumit (Moleong, 2008:6 ).
Selain itu, Richie (dalam
Moleong, 2008:6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk
menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia
yang diteliti.
Dari definisi-definisi yang telah diuraikan di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami
fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
2. Penentuan
Lokasi
Lokasi penelitian adalah di STIAB Smaratungga
Boyolali, yang terletak di desa kaligentong, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali. Penelitian ini
dilakukan pada mahasiswa/mahasiswi semester satu tahun akademik 2010/2011.
3. Tahap-tahap
Penelitian
Tahap-tahap
penelitian yang peneliti lakukan adalah:
a. Penetapan
tema penelitian;
b. Menghimpun
bahan-bahan referensi berupa: Tipitaka, buku-buku, dokumen, dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian;
c. Mempertegas
fokus penelitian dan bahan –bahan yang berhubungan dengan penelitian;
d. Mengkaji,
menyusun bahan bacaan dan membuat catatan penelitian;
e. Pengumpulan
data di lapangan;
f. Analisis
dan menginterpretasi data-data yang telah terkumpul;
g. Menghubungkan
faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan
memilih kuliah di STIAB Smaratungga Boyolali;
h. Hasil
akhir yang diharapkan adalah merumusakan faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi mahasiswa memilih kuliahdi STIAB Smaratungga.
4. Subyek
Penelitian
a. Populasi
Penelitian
Dalam penelitian
kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive sampling. Sampel sumber
data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power dan
otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti.
Penelitian ini
tidak mengunakan istilah populasi, tetapi dinamakan situasi sosial “sosial situation” yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Selanjutnya di nyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau
sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1)
Mereka
yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati
2)
Mereka
yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah
diteliti
3)
Mereka
yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4)
Mereka
yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil ”keemasannya” sendiri
5) Mereka yang pada mulanya tergolong ”cukup asing” dengan
peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan narasumber.
Penelitian ini yang menjadi obyek penelitian yaitu meliputi tiga
komponenen meliputi: 1) tempat (place)
yaitu kampus STIAB Smaratungga, 2) pelaku (actor)
yaitu mahasiswa/mahasiswi, berumur 19-23
tahun, yang bertempat tinggal di Dukuh Ngelo, Desa Kaligentong Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali yang menjadi narasumber, 3) aktivitas (activities) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh aktor yang sedang
berlangsung.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode:
a. Observasi
Partisipatif
Untuk mengetahui
faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi
semester satu memilih kuliah di STIAB Smaratungga Boyolali, maka peneliti
menjadi observer dalam kehidupannya tersebut. Dimana hasil yang diperoleh di
lapangan dapat menjadi masukan yang penting di dalam pembuatan laporan
penelitian yang sebenarnya.
Subyek yang akan
di amati adalah para mahasiswa/mahasiswi semester satu tahun akademik 2010/2011
yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar di STIAB Smaratungga. Selain
daripada itu dalam kegiatan observasi ini peneliti dapat terlibat langsung
dalam kehidupan mahasiswa sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi memilih kuliah di STIAB Smaratungga.
Patton
mengungkapkan bahwa data observasi menjadi sangat penting karena:
1) Peneliti
akan mendapat pemahaman lebih baik dalam konteks hal yang diteliti ada atau
terjadi.
2) Observasi
memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuka, berorientasi pada penemuan
daripada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati secara induktif.
3) Observasi
memungkinkan peneliti untuk melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri
kurang disadari.
4) Observasi
memungkinkan diperolehnya data yang benar karena berbagai sebab tidak
diungkapkan lewat wawancara.
5) Observasi
memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang
ditampilkan subjek penelitian atau pihak lain.
6) Observasi
memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini, mengunakan
metode observasi yang digunakan adalah observasi partisipapatif, dimana
peneliti sambil melakukan pangamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, tetapi belum sepenuhnya lengakap. Adapun yang akan
diobservasi dalam penelitian ini meliputi tempat perkuliahan, aktivitas subjek
dan hubungan subyek dengan teman dalam suasana-suasana kegiatan belajar.
b. Wawancara
Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu (Sugiyono, 2007: 72). Demi terciptanya tujuan
yang telah ditetapkan dan diinginkan oleh peneliti akan melakukan beberapa kali
pertemuan dalam kegiatan wawancara hingga di dapatkan data yang lengkap. Hal
ini untuk memperoleh data di lapangan bahwa kegiatan penelitian ini dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Sedangkan jenis
wawancara yang digunakan adalam penelitian ini adalah wawancara yang
terstruktur, yaitu wawancara yang telah ditetapkan masalah dan
pertanyaan-pertanyaannya yang akan diajukan kepada subyek atau sampel. Namun
peneliti tidak menggunakan pedoman yang terstruktur ini sebagai bahan yang
kaku, sehingga diharapkan untuk mengetahui lebih jauh dalam kegiatan penelitian
ini. Pertanyaan-pertanyaan disusun berdasarkan masalah yang ada dalam desain
penelitian (Moleong, 2008:138).
Wawancara yang
dilakukan terhadap subjek penelitian, menggunakan materi wawancara yang telah
disusun sebagai berikut:
1) Jelaskan
alasan anda memilih kuliah di STIAB “Smaratungga” padahal seperti yang telah
kita ketahui bersama bahwa banyak sekali PTAB-PTAB yang anda di Indonesia?
2) Bagaimana
anda mendapatkan dukungan dari orang tua dan keluarga anda, kalau anda akan
kuliah di STIAB Smaratungga?
3) Bagaimana
anda mempertimbangkan antara cita,cita, minat dan bakat anda dengan memilih
kuliah di STIAB Smaratungga?
4) Jelaskan
informasi apa saja yang anda peroleh tentang STIAB Smaratungga (lokasi, sarana
dan prasarana dan lain-lani)?
5) Bagaimana
pertimbangan anda antara lokasi tempat anda kuliah (STIAB Smaratungga) dengan
tempat tinggal anda?
6) Jelaskan
pertimbangan anda mengenai biaya perkuliahan, darimana nanti biaya dapat anda
peroleh untuk kegiatan operasional selama anda kuliah?
7) Jelaskan
perasan anda sebelum diterima masuk ke STIAB Smaratungga?
8) Bagaimana
tanggapan anda mengenai STIAB Smaratungga setelah anda mengikuti perkuliahan
yang telah berjalan satu semester?
9) Apakah
anda telah mempertimbangkan dengan matang antara anda memilih kuliah di STIAB
Smaratungga dengan masa depan karir atau pekerjaan anda?
10) Bagaimana
langkah anda selanjutnya, apabila anda telah lulus dari STIAB Smaratungga?
6. Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data diperoleh dari
observasi dan wawancara, yang dilakukan secara terus menerus sampai datanya
jenuh. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam
hal ini Nasution (dalam Sugiyono, 2009: 336) menyatakan “Analisis dimulai sejak
merumuskan masalah dan menjelaskan masalah, sebelum terjun terjun kelapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya samapijika mungkin, teori yang grounded” (Sugiyono,
2009: 336). Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses
dilapangan bersama pengumpulan data.
Miles
dan huberman (dalam sugiyono, 2009: 336), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis dengan
menggunakan 3 komponen yang berperan penting yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Survei,
merupakan proses awal dari penelitian untuk mengetahui lebih jelas gambaran
kondisi penelitian sehingga ditemukan beberapa masalah yang mendukung untuk
penentuan tema penelitian. Setelah survei dilakukan maka peneliti kemudian
mencari teori-teori yang mendukung penelitian.
b. Reduksi
data, merupakan proses seleksi, pemfokusan, penye-derhanaan dan abstaksi data
kasar yang didapat dari penelitian. Reduksi data dapat berupa membuat
singkatan, koding, memusatkan tema, membuat batasan-batasan persoalan. Reduksi
data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat
hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga kesimpulan dapat
dilakukan.
c. Penyajian
data, suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat
dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif untuk penyajian
data.
d. Penarikan
kesimpulan, dilakukan pada setiap data yang diperoleh di akhir masa pengumpulan
data. Penarikan kesimpulan yang awalnya dijadikan pedoman, sementara untuk
menelusuri gejala dan perbandingan dapat dilakukan untuk memperoleh kejelasan.
Setiap kesimpulan, senantiasa akan dipertanyakan kembali dalam rangka
memperoleh pemahaman yang tepat.
7. Rencana
pengujian keabsahan data
Untuk menguji kesahihan dan
keandalan data dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2008: 327-343) dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, analisis kasus
negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, dan auditing.
Dalam penelitian ini, untuk
menguji kesahihan dan keandalan data peneliti menggunakan cara:
a.
Ketekunan
pengamatan
Menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
b.
Pemeriksaan sejawat dengan diskusi
Mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Dalam hal ini peneliti mendiskusikan
hasil penelitian dengan dosen pembimbing.
c.
Triangulasi
Merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh dengan cara membandingkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
subyek penelitian.
H.
Garis
Besar Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi faktor-faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi semester satu memilih kuliah di
STIAB Smaratungga Boyolali tahun akademik 2010/2011r:
1.
Bab
I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, medote penelitian, definisi istilah, dan garis
besar sistematika skripsi.
2.
Bab
II Landasan teori yang terdiri dari: faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi mahasiswa/mahasiswi memilih kuliah di STIAB Smaratungga Boyolali, Pengambilan
Keputusan Memilih Kuliah Di STIAB Smaratungga.
3.
Bab
III Metode Penelitian
4.
Bab
IV Terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
5.
Bab
V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran.
I.
Daftar
Rujukan Sementara
…..2003. Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Jakarta: Sinar Grafika.
Al-Mighwar,
Muhammad. 2006. Psikologi Remaja.
Bandung: Pustaka Setia.
Bahar Djamari,
Syaiful. 2000. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Gramedia.
Bungin, Burhan.
2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin, Burhan.
2008. Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Depdiknas. 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://bimasbuddha.kemenag.go.id/index.php/strukturorganisasi/baca/113/STIAB-SMARATUNGGA (diakses tanggal 9 oktober 2010).
Moleong,
Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.
13 Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukti, Krishnanda
Wijaya. 2006. Wacana Buddha Dhamma. Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan.
Mulyono,
Santoso, Liman. 2008. Kajian Tematis
Agama Kristen dan Agama Buddha. Jakarta: Freepress Publisher.
Mustaqim dan
Abdul Wahid. 1991. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rakhmat,
Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Strauss, Anselm dan
Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspetif Mikro. Surabaya: Insan
Cendekia.
Suryosubroto,
2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tarmudji,
Tarsis. 2001. Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Agresivitas Remaja. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar